FIRMAN YANG MENJADI MANUSIA
Oleh: Pdt. Yohanes Madhu, S.Th.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yohanes 1:1-3;10-12)
Injil Yohanes ditujukan untuk orang orang bukan Yahudi, secara khusus orang orang Yunani yang berbangga dengan pengetahuan mereka. Pada awal berkembangnya gereja, banyak aliran yang berkembang terutama aliran gnostik yang lebih menekankan pada pengetahuan yang menyelamatkan. Dengan pengetahuan, jiwa jiwa yang terperangkap dalam alam semesta akan dapat menyatu dengan tuhan. Lahirnya aliran ini karena manusia berada dalam titik ketakutan akan kematian. Untuk mendapatkan keselamatan, maka hadirlah mahluk penyelamat untuk membebaskan jiwa jiwa yang terperangkap dalam badan yang jahat sehingga dapat Bersatu dengan Tuhan.
Jika mencermati apa yang dituliskan dalam Injil Yohanes, dengan jelas bahwa Firman atau Logos itu ada bersama dengan Allah yang sempurna, dan Firman itu adalah Allah. Firman bukanlah sebatas pengetahuan, namun Firman adalah kuasa Allah untuk menciptakan. Karena dalam Yohanes 1:3,” Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” Jika kita bandingkan dengan Kejadian 1:3,” Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Hal ini menunjukan bahwa Firman itu berkuasa, dan dengan Firman segala sesuatu dijadikan. Firman itu bersifat kekal karena ‘Pada mulanya adalah Firman’ Kata mula bukanlah bermakna awal dari penciptaan, namun kata “mulanya” bermakna sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Kata “mulanya” kemudian mendapatkan penegasan bahwa Firman itu bersama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Firman tidaklah terpisah dari Allah, namun merupakan satu kesatuan.
Firman yang tidak terpisahkan dari Allah kemudian dalam catatan Injil Yohanes 1:14 dijelaskan,” Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Kemudian dalam Yohanes 1:10-12 dijelaskan,” Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Penjelasan diatas memberikan penegaskan bahwa Firman bukanlah pengetahuan, namun Firman adalah kuasa Allah yang menjadikan segala yang telah jadi. Firman itu adalah sempurna, hidup dan kuat untuk menyelamatkan manusia. Dan Firman itu kini menjadi manusia. Firman yang menjadi zat dalam wujud manusia, adalah zat yang ilahi, suci dan tanpa dosa. Karena proses kejadiannya tidaklah melibatkan anasir manusia yang berdosa karena hubungan suami istri, namun karya Roh Kudus. Hal ini dengan jelas dicatat dalam Injil Lukas 1:34-35 ”Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Maria dalam keterbatasannya sebagai manusia memahami bahwa proses terjadinya manusia karena ada hubungan antara suami dan istri. Karena itulah ia bertanya,” Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Pertanyaan ini sangatlah logis. Namun Malaikat memberikan penegasan bahwa Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah” Ada pemahaman yang keliru tentang pernyataan ini dengan mengkaitkan hubungan antara Allah dan maria sehingga melahirkan Yesus. Mereka memaknai bahwa kejadian manusia itu hanyalah dari sudut manusia. Namun Malaikat Tuhan sekali lagi menegaskan,” Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara manusia. Firman yang menjadikan segala sesuatu telah berkenan berada di antara manusia agar setiap orang yang percaya kepada-Nya mendapatkan hidup yang kekal. Keselamatan bukanlah karena adanya pengetahuan manusia akan Allah, namun keselamatan karena iman kepada Firman yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus.