Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang

82traning-penginjilan-gpib-se

“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (Ulangan 6:6-7)

Salah satu cara utama untuk mengungkapkan kasih kepada Allah ialah mempedulikan kesejahteraan rohani anak-anak kita dan berusaha menuntun mereka kepada hubungan yang setia dengan Allah. Ulangan 6 : 6-7 mengajarkan bahwa : 1) Pembinaan rohani anak-anak seharusnya merupakan perhatian utama semua orangtua. 2) Pengarahan rohani harus berpusat di rumah dan melibatkan ayah dan ibu, karena pengabdian kepada Allah wajib dilakukan di dalam rumahtangga; hal itu adalah perintah langsung dari Tuhan. 3) Tujuan pengarahan orangtua ialah mengajar anak-anak untuk takut akan Tuhan, berjalan pada jalan-Nya, mengasihi dan menghargai Dia, serta melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa. 4) Orang percaya harus dengan tekun memberikan kepada anak-anaknya pendidikan yang berpusat pada Allah, dimana segala sesuatu dihubungkan dengan Allah dan jalan-jalan-Nya. Inilah yang menjadi dasar bagi para orangtua untuk selalu memperhatikan dan ikut berperan dalam tumbuh kembang kerohanian anak-anaknya.

YTWR juga ingin memikul beban bersama para orangtua dengan memperhatikan kebutuhan para orangtua untuk terlibat langsung dalam penginjilan anak-anak mereka. Bekerja sama dengan PKP GPIB Getsemani Malang, Tim Pelayanan Wanita YTWR berbagi materi Penginjilan Anak kepada 30 wanita yang hadir. Kegiatan ini dilaksanakan di Jabung-Malang, salah satu Pos Pelayanan dan Kesaksian GPIB Getsemani Malang, melibatkan jemaat wanita dari sektor I – VII.

Penginjilan anak memang tanggung jawab orangtua -ayah dan ibu-, tetapi ada hal yang khusus ketika Tim Pelayanan YTWR berkunjung ke Jabung. Para wanita di tempat ini adalah para isteri dari suami yang bertugas sebagai Pasukan Angkatan Darat. Keadaan yang memang tidak mudah dihadapi, ketika para suami harus ‘meninggalkan’ keluarga untuk tugas negara dalam kurun waktu beberapa bulan bahkan tahun. Otomatis para ibu harus ‘berperan ganda’ untuk mengasuh anak-anaknya. Itu sebabnya pada 10 Juli 2012, Tim Pelayanan YTWR membekali para wanita di Jabung, agar sebagai ibu mereka juga menjalankan peran penting untuk menginjili anak-anak mereka agar menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan, mengingat para ibu yang lebih dekat dan lebih banyak waktu bersama anak-anak. (Saat Tim YTWR ke Jabung, para suami sedang bertugas ke Libya selama satu tahun).

Materi penginjilan tentang Tuhan sang Pencipta yang penuh kasih, Kudus dan punya tempat di Surga, juga tentang Manusia Berdosa, Pengakuan Dosa, Pengampunan Dosa dan Yesus sebagai Juruselamat disampaikan dengan jelas oleh Susilowati Makitan, sebagai dasar penginjilan pada anak. Tidak dipungkiri bahwa selama ini masih banyak orangtua yang menganggap penginjilan pada anak di rumah bukan hal yang penting dan bukan tugas mereka. Apalagi kalau ada pertanyaan dari anak tentang Tuhan, Surga dan hal-hal kekristenan lain yang belum bisa dijawab oleh orangtua, pasti ini jadi beban tersendiri bagi para orangtua. Tetapi sesungguhnya penginjilan kepada anak menjadi hal yang paling penting bagi pertumbuhan kerohanian anak, yang bisa menopang keluarga dan menopang gereja. Ketika anak-anak mendapat pengajaran yang benar tentang Allah, mereka akan menjadi orang yang takut akan Tuhan dan berjalan pada jalan-Nya, mengasihi dan menghargai Dia, serta melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa.

Bagi para pemula, menginjili anak memang terasa sangat sulit. Mereka harus mengerti materi, harus “menghafal” ayat Firman Tuhan yang menjadi pendukung, bahkan harus mengajarkannya berulang-ulang. Ketika materi training sudah disampaikan, ternyata ada hal yang mempermudah kegiatan penginjilan itu, karena ada alat peraga –papan penginjilan- yang bisa digunakan untuk penginjilan segala usia. Untuk mempermudah penyampaian materi, ada bentuk-bentuk dan warna-warna khusus yang digunakan, yang ‘bercerita’ tentang materi penginjilan itu. Ketika penginjilan benar-benar dilakukan, papan penginjilan bukan satu-satunya alat peraga yang digunakan, tetapi bisa dimodifikasi dengan bentuk dan model yang lain, dan tetap menggunakan warna-warna khusus untuk mempermudah penyampaian materi.

Setelah mereka mendengar materi training, mereka diberi kesempatan mempraktekkannya pada sesama anggota yang hadir. Terasa sekali bahwa sebenarnya tidak ada yang terlalu sulit ketika materi yang sudah diterima itu langsung dipraktekkan. Kini mereka semakin paham, bahwa penginjilan pada anak bukan hanya tugas Pendeta, Majelis atau Guru Sekolah Minggu, tetapi orangtua justru punya peran penting terhadap tumbuh kembang kerohanian anak-anaknya. Bahkan para ibu yang mendapat materi training penginjilan ini tidak takut lagi jika suatu saat anak-anak mereka bertanya tentang Tuhan, Surga dan hal-hal lain, karena mereka sudah mempelajarinya juga. Seorang ibu mengisahkan, “Selama ini saya tidak tahu bagaimana harus menceritakan Tuhan Yesus dan keselamatan itu kepada anak–anak saya. Yang saya lakukan adalah memutarkan film tentang Tuhan Yesus saja kepada mereka supaya mereka mengerti bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat manusia yang berdosa. Tapi hal itu tidak membuat mereka mengerti lebih jauh lagi, justru sebaliknya ada banyak pertanyaan yang ditanyakan oleh anak saya. Tapi pembekalan ini sangat bermanfaat buat saya sehingga saya dengan mudah menceritakan secara langsung tentang Tuhan dan keselamatan itu.” (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *