Cerdik Menggunakan Mamon
Penulis: Pdt. Yohanes M.Madhu, S.Th.,M.M.
Mungkin anda masih ingat syair sebuah lagu,”apa yang dicari orang :uang”. Sebuah lagu untuk mengingatkan orang Kristen agar tidak melupakan Tuhan dalam aktivitasya bekerja. Disisi lain, ada orang Kristen yang berpendapat bahwa uang itu tidak penting, namun percaya kepada Tuhanlah yang utama. Pernyataan ini dapat dipahami sebagai ungkapan cinta kasih-Nya kepada Tuhan. Tidak ada hal yang keliru ketika orang Kristen mendeklarasikan imannya dengan berbagai ungkapan. Namun satu hal yang patut dipahami oleh orang Kristen, bahwa uang memiliki peran penting dalam melaksanakan imannya. Mengapa uang memiliki peran yang penting?
Dalam teks kitab suci, tim pelayanan Yesus pun disokong oleh system perbendaharaan yang baik. Dalam Injil Yohanes dicatat,” Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin (Yohanes 13:29). Catatan lainnya ada pada Injil Markus, ”Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (Markus 6:37). Catatan-catatan tersebut menunjukan bahwa dalam pelayanan Yesus berserta dengan para murid, uang diperlukan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.
Mengingat pentingnya peran uang dalam kehidupan, maka kitab suci memberikan beberapa catatan yang merupakan pengajaran Yesus:
”Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya” (Lukas 16:8-11).
Tuhan Yesus mempergunakan kata,”Mamon” yang dalam bahasa Aramic berarti kekayaan. Fokus nasehat Yesus bukanlah pada Mamon, karena kata Mamon mendapatkan keterangan ”yang tidak jujur”. Mamon yang tidak jujur maksudnya adalah bahwa kekayaan itu tidak dapat diandalkan atau tidak abadi. Sekalipun demikian, Yesus mengajarkan agar tetap menempatkan bahwa mamon itu penting dalam kehidupan, secara khusus dalam konteks pelayanan.
Teks di atas berisikan beberapa poin penting yang perlu dipahami oleh setiap orang percaya. Adapun poin poin tersebut antara lain:
- Kekayaan atau uang itu bersifat tidak tetap. Ini berarti bahwa jika seseorang menggantungkan hidupnya pada uang, maka akan kecewa
- Kekayaan atau uang itu terbatas. Artinya uang tersebut dimiliki secara terbatas dan kegunaannya pun juga terbatas.
- Kekayaan atau Uang memiliki peran untuk menolong kehidupan manusia
Beberapa poin di atas menunjukan apa itu mamon. Mamon atau kekayaan/uang bersifat tidak tetap, terbatas namun memiliki peran untuk menolong manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Itulah sebabnya dikatakan,” Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” Bagian ini menjelaskan peran uang sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah persahabatan atau relasi. Dalam sebuah buku yang berjudul, ”The art of money” dijelaskan bahwa peran uang bukan saja sebagai perantara pertukaran, melainkan uang telah menjadi alat penyatuan atau integrasi sosial (Duncan, Indra Isamawan, The art of Money).
Mengapa ada pernyataan Yesus yang mengatakan,” Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.” Pernyataan ini ingin menegaskan bahwa dalam membangun relasi dalam dunia bisnis, orang orang dunia sangat cerdik mempergunakan uang. Kekuatan uang dipergunakan untuk menarik banyak sahabat untuk kepentingan bisnis. Bagaimana dengan orang percaya? Apakah memandang uang sebagai hal yang duniawi sehingga tidak perlu digunakan dalam membangun relasi? Disinilah letak perbedaannya. Sudut pandang tentang uang, orang-orang percaya disebutkan kalah cerdik dengan orang-orang dunia (baca: dunia bisnis).
Itulah sebabnya, setiap orang percaya patut memiliki pikiran yang benar terkait dengan kekayaan atau uang. Orang percaya seharusnya mempergunakan uang sebagai sarana atau alat mengikat persahabatan/relasi untuk tujuan kemuliaan bagi nama Tuhan.