Memaknai Kebangkitan Yesus Bagi Kehidupan Gereja Masa Kini

    1 Korintus 15:3-8


Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.

Berbicara tentang kebangkitan tidak terlepas dari kematian. Ada yang mengatakan saat ini terjadi deskriminasi dalam memperingati antara Natal dan Paskah. Kalau Natal akan dirayakan dengan suasana yang glamaor, heboh sedangkan perayaan Paskah biasa-biasa saja. Harusnya harusnya Paskah yang lebih hebat. Apakah itu Natal, Paskah, Kenaikan Tuhan Yesus semuanya satu kesatuan dan tidak ada yang lebih penting satu dengan yang lain. Kebangkitan, kenaikan, kelahiran, kedatangan Tuhan Yesus semuanya teramat penting.
Dalam Efesus 1 : 19-21 dikatakan : “dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya, yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang”.
Kematian dan kebangkitan erat kaitannya. Segala kutuk, sakit penyakit, hukuman semuanya sudah ditanggung Kristus di kayu salib. Tuhan Yesus bangkit untuk itu semuanya dan penghakiman Allah jua akan dilakukan oleh Kristus. Yesus adalah manusia 100%. Oleh sebab itu saat Dia berdoa memanggil sebutan “Bapa”. Dia betul-betul manusia 100 % dalam keberadaanNya. Dan Dia betul-betul Allah 100% dalam keberadaanNya.
Bagaimana makna Kebangkitan Kristus pada gereja masa sekarang? Perayaan Jumat Agung dan Kebangkitan Kristus telah berlalu. Akan lebih tepat kita memaknai kebangkitan Kristus di gereja masa kini. Berbicara gereja bukan suatu organisasi tapi saudara dan saya, artinya kita sedang bicara tentang orangnya, yaitu bagaimana kita memaknai kebangkitan Kristus itu.
Secara teori dan pengetahuan mungkin kita tahu bahwa Dia bangkit untuk mengalahkan kutuk, kematian, kita tahu itu. Namun seringkali penghayatan kita tidak sampai ke sana. Itulah sebabnya kita kita hidup takut berperang dengan kegelapan. Firman Tuhan dalam I Korintus 15:3-8 meneguhkan kepada setiap orang Kristen untuk memaknai dan menghayati mengenai kebangkitan Yesus. Sebuah kesaksian Paulus tadinya bernama Saulus (orang jahat). Ia bersaksi yang diketahuinya dari Alkitab dan yang dialaminya sendiri, yaitu kematian dan kebangkitan Kristus. Paulus menyampaikan bahwa “Kristus telah mati, namun bukan hanya itu, Ia dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan kitab suci”. Apa yang disampaikan oleh Paulus adalah sesuai dengan Kitab Suci. Yang berikut yaitu yang kedua, “Kristus telah menampakan diri kepada Kefas dan kedua belas muridNya”. Dan yang ketiga adalah “Kristus juga telah menampakan diri kepada 500 saudara sekaligus”. Terakhir Paulus menyampaikan diri “Yesus menampakan diri juga kepadaku”.
Itulah kesaksian Rasul Paulus yang dipaparkan kepada jemaat Korintus. Jadi jelas sekali kisah kebangkitan tidak sekedar cerita ataupun dongeng karena disaksikan tidak hanya di Injil Matius dan Injil lainnya tetapi juga disaksikan juga oleh Saulus yang tadinya orang jahat, yang membunuh orang-orang Kristen. Paulus menyaksikan bahwa Kristus menampakkan diri kepadanya.
Kalau Kristus mati dan Ia telah bangkit, apakah apa kaitannya dengan kita? Apa kaitannya dengan perasaan kita? Apa kaitannya dengan semangat kita? Dengan pengharapan kita? Bukankah tiap tahun, selal merayakan Jumat Agung dan Paskah. Apakah ada kuasa dasyat yang dirasakan kita melalui kebangkitan Kristus itu? Harusnya disaksikan dan dialami kita semua. Atau kita merasa biasa-biasa saja. Pelayanan, bekerja, berumah tangga ya, sepertinya tidak ada pengaruhnya. Sepertinya tidak ngefek kuasa kebangkitan Kristus itu? Pengaruhnya paling ketika ada perayakan Paskah, maka beberapa gereja ada kegiatan refreshing. Mengapa? Karena mengambil waktu Paskah untuk sekaligus rekreasi. Lantas kalau Kristus mati dan bangkit apa kaitannya dengan kita dan juga perasaan kita, emosi kita, semangat kita dan juga pengharapan kita?
Pertama, persekutuan dengan Kristus dihidupkan oleh kebangkitanNya. Adanya persekutuan dengan Kristus, maka dalam kehidupan sehari-hari, bergereja, pelayanan akan terasa benar-benar hidup tidak biasa-biasa saja seperti kehidupan orang dunia. Pelayanan benar-benar sebuah pelayanan. Melayani Tuhan bukanlah profesi. Melayani Tuhan bukan merupakan ajang untuk mencari duit. Pada ayat 22 dikatakan : “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”. Hidup dalam persekutuan karena kuasa kebangkitanNya.
Kedua, kebangkitanNya menghilangkan rasa takut. Tidak perlu takut dengan iblis, setan, santet, guna-guna dll. Dulu saya sangat takut dengan orang dari salah satu daerah yang dikatakan memiliki ‘ilmu’ yang tinggi. Karena saya belum percaya dengan Tuhan Yesus. Namun setelah percaya kepada tuhan Yesus dan menikmati persekutuan bersamaNya, ketakutan itu telah hilang. Dalam ayat 24 disebutkan, “Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan”. Kuasa Iblis tidak berdaya lagi karena telah ditaklukan di bawah kaki Kristus. Dalam ayat 28 ditegaskan lagi , “ Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua”. Sebuah kemenangan bagi ooran percaya untuk tidak perlu lagi takut dalam kehidupan ini karena Kristus telah menaklukan semuanya.
Ketiga, musuh yang dibinasakan ialah maut. Dalam Roma 6:23 dikatakan , “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. Maut inilah yang paling ditakutkan dan yang paling menekan manusia. Maut adalah upah dosa, yang menakutkan setiap manusia. Sebab itu kalau tidak ada Allah dalam kehidupan kita, pasti akan mengalami ketakutan demi ketakutan. Takut masa depan, takut kalau tidak bekerja lagi, takut kalau tua nanti gimana, takut kalau anaknya terkena ini dan itu, takut macam-macam yang lain. Dengan kebangkitaNya, membuat orang percaya untuk lepas dari sebuah ketakutan. Tapi karena kita sudah percaya akan kebangkitanNya kita tdak takut akan itu semua. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut (ayat 26).
Sebab itu, tidak ada alasan untuk tidak memiliki semangat karena kuasa kebangkitan telah memberi kita semangat. Dalam Lukas 24:32 dikatakan, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Murid-murid Tuhan Yesus berkobar-kobar semangatnya padahal mereka sedang berputus asa. Mereka menuju jalan ke Emaus, tetapi begitu diterangkan Kitab Suci semangat berkobar-kobar. Itulah semangat kebangkitanNya. Kebangkitannya memberikan dampat untuk hidup dengan sengat, karena sebuha harapan dan kepastian di dalam Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *