Mengenal Yesus di Panti Asuhan (dialog)

Bagaimana masa kecil Bapak?

Saya dilahirkan di sebuah desa terpencil di tepi gunung. Ada banyak hamparan, karena nenek memiliki kebun kopi, dan ada pohon-pohon bambu dan masih ada hamparan padi. Saya masih bisa bermain dengan kakak perempuan saya. Dan saat itu kami tinggal dengan nenek.

Bapak tinggal dengan nenek?

Ya, jadi ketika saya sadar saya sebagai manusia, saya hanya melihat nenek dan kakak perempuan saya. Dan waktu itu saya tidak melihat ibu saya dimana, bapak saya dimana, dan saya tidak menanyakan. Yang saya tau, saya bermain-main menikmati masa kecil itu. Cari air di sungai, bermain di antara hamparan padi, mencari capung, lari di lereng-lereng kebun kopi, dan mencari rumput, karena kami punya sapi.

Berarti masa kecil bapak menyenangkan sekaligus banyak pekerjaan juga ya pak.

Ya namanya anak kecil, jadi harus banyak membantu.

Bapak tinggal dengan nenek berapa lama?

Sejak kelas 1 atau 2 SD Jadi kira-kira umur 7 atau 8 tahun. Karena pada saat itu saya tidak tau ibu ada dimana dan bapak ada dimana. Walaupun pada akhirnya saya tau juga ibu itu harus dirawat di Rumah sakit, bapak bekerja di tempat lain. Tempatnya sangat jauh, waktu itu  saya tidak paham bapak ada dimana, karena saya masih kecil .

Bagaimana bapak mengenal bapak dan ibu (orangtua)

Waktu itu diantar nenek untuk melihat ibu di rumah sakit. Kemudian setelah ibu sembuh kami di antar melihat bapak (ayah). Jalan kaki melewati hutan, kemudian berjalan sampai menemukan tempat dimana bapak bekerja saat itu. Jadi dia bekerja di tempat penggilingan padi.

Apa yang nenek ajarkan pada bapak

Namanya di desa harus hati-hati. Hati-hati kalau ada pohon besar. Kalau malam jangan ke situ. Kalau ada batu besar jangan naik ke batu itu. Jadi kadang-kadang kalau nanti saya naik ke batu besar, dimarah. Ya itu pengajaran dari nenek. Tidak boleh juga duduk di bantal.

Apa yang bapak kenang di masa kecil.

Yang dikenang itu sebetulnya bermain. Kemudian bagaimana disuruh cari air. Masa-masa waktu kecil itu juga masih ingat ada rasa-rasa takut juga, karena kan tinggal di hutan, walaupun itu kebunnya nenek, tapi kadang kalau malam dengar burung hantu itu takut juga. Jadi kalau malam ada burung hantu berarti ada setan lewat. Kita mulai takut. Kadang-kadang nenek tidak ada di rumah juga. Dia harus pergi kemana, saya tidak tau, waktu kecil itu. Tapi kadang-kadang di rumah saya dengan kakak saja, sehingga sudah mulai kita takut begitu, shingga harus ngungsi pergi ke rumah tetangga, menginap di sana supaya tidak takut.

Kenapa bapak tidak punya keinginan untuk tinggal dengan ayah atau ibu

Saya hanya mengikuti saja. Karena bapak kerja, ibu di rumah sakit, itu yang saya mengerti waktu kecil dulu, Tapi setelah (orangtua) pindah ke tempat yang lain lagi, baru kami tinggal bersama.

Kira-kira umur berapa bapak bersama bapak dan ibu?

Kira-kira mulai kelas 4 SD. Karena (ayah) pindah bekerja, akhirnya saya dibawa pergi ke sana. Kami numpang di tanah milik orang lain.

Apa yang membedakan, pengajaran yang bapak terima  ketika bapak tinggal dengan nenek, dibandingkan saat bapak tinggal dengan ayah dan ibu

Sebenarnya kalau nenek mengajar hal-hal yang praktis ya. Kalau dengan bapak dan ibu, hampir tidak ada karena mereka sibuk juga. Ibu bertani, bapak kerja juga di tempat usaha itu. Tidak ada pengajaran yang diberikan. Yang diajarkan : kalau orangtua pergi, nanti di rumah harus belajar cari sayur. Supaya saat orangtua pulang, paling tidak sudah ada sayur, nanti orangtua yang masak.

Sampai umur berapa bapak tinggal bersama orangtua

Kalau tinggal bersama orangtua sampai kelas 5 / 6.

Kenapa hanya sampai kelas 5 / 6?

Karena bapak saya meninggal. Jadi tahun 80an beliau meninggal. Saya tidak tau meninggal itu apa. Saya tidak mengerti. Saat ibu saya nangis, saya justru  menasihati ibu : untuk apa ditangisi, orang sudah meninggal.  Ibu saya bilang : kamu itu belum mengerti apa-apa.  Yang saya ingat, masih ada ibu, ya sudah.  Jadi waktu saya tamat SD bapak saya sudah tidak ada,  bapak tidak tau saya tamat.

Sekalipun masih kanak-kanak, bapak belum tau apa itu kedukaan, tapi bapak pasti sudah merasa kehilangan. Apa yang bapak lakukan?

Ketika tamat SD, seperti biasa bantu ibu cari rumput dan bermain. Kemudian saya lihat waktu itu teman-teman, yang biasa teman bermain itu tetap bermain tapi beberapa sudah mulai sekolah. Sudah masuk ke SMP. Tapi saya masih di rumah, masih di kampung, saya tidak tau apa itu masuk ke SMP, saya tidak mengerti

Bapak tidak melanjutkan sekolah

Saat itu saya tidak melanjutkan sekolah, saya diam saja di rumah. Cari rumput. Karena ada sapi.

Apakah bapak tidak punya keinginan untuk melanjutkan (sekolah) waktu itu

Waktu itu tidak ada keinginan untuk melanjutkan SMP. Praktis saja berpikirnya.  Selesai (SD) bantu ibu di rumah. Jadi ibu mencangkul, saya cari rumput.

Bagaimana perjalanan hidup terus berlangsung bersama ibu. Apakah ibu juga bekerja?

Ibu saya petani penggarap. Jadi menggarap kebun milik orang lain dan dia akan menerima upah harian.

Kalau melihat perjalan sampai sekarang, ada masa bapak melanjutkan sekolah. Kapan waktu itu?

Sebenarnya saya tidak punya cita-cita sekloah. Saya juga tidak tau apa itu melanjutkan sekolah. Sampai suatu saat ada orang datang. Beliau adalah kenalan dari bapak saya. Tempatnya kurang lebih sekitar 70 km, jauhnya dari tempat tiggal saya. Dia di kota, kita di desa. Jadi dia datang ke rumah dan di tanya kepada ibu saya. Saya dengar dia bicara dengan ibu saya tentang sekolah.  Langsung ibu saya menyampaikan pada saya,  ikut saja supaya bisa sekolah. Langsung saya siap-siap membawa baju dan pergi dengan bapak itu, supaya bisa sekolah.

Berarti ada kesempatan bapak melanjutkan sekolah ini ya.

Saya ikut saja, saya diajak ke kota. Saya ikut siapa saja senang saja.

Berarti bapak harus pindah lagi.

Saya pindah lagi ke kota ikut Bapak yang mengajak saya ini. Saya pindah ke kota dan tinggal dengan keluarga baru di sana.

Bagaimana penerimaan keluarga baru ini pak

Karena saya dari dari desa, dianggap sebagai tenaga baru yang bisa bantu-bantu. Jadi saya di suruh bantu-bantu pekerjaan rumahtangga

Berarti bapak juga harus banyak kerja di keluarga baru ini pak ya

Mereka punya anak 3. Jadi saya punya teman baru. Punya keluarga baru, punya sahabat yang baru.

Bagaimana dengan janji sekolah?

Meskipun terlambat tetapi saya tetap bisa melanjutkan sekolah. Tapi namanya bukan keluarga saya sungkan juga. Kadang-kadang kalau harus bayar sesuatu saya tidak berani minta. Kadang-kadang sungkan. Bagaimana ngomongnya, bingung saya.

Berarti sebenarnya ketika bapak diajak untuk tinggal dengan keluarga baru ini, masalah belum selesai ya pak ya.

Masalah belum selesai. Karena keluarga baru, tidak seperti keluarga sendiri, walaupun mereka menerima dengan baik. Tetapi saya sendiri merasa ngga enak juga. Ada perasaan beda juga.

Berarti ketika masa kecil bapak harus tinggal dengan nenek, terpisah dari orangtua, kemudian bapak tinggal dengan orangtua harus mengalami kedukaan, kemudian bapak diajak oleh keluarga baru, tidak selalu menyenangkan.

Iya karena pada saat itu saya juga harus jualan. Jualan Koran, jualan es, kue.

Mengapa ketika pada saat itu bapak mengalami harus bekerja setelah tinggal dengan keluarga baru ini, bapak tidak memilih pulang saja

Saya tidak tau bagaimana pulang. Tidak punya uang juga. Saya tidak tau bagaimana caranya. Yang saya tau jaraknya jauh sekali. Waktu saya ber jualan es, tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang menanyakan mengapa saya tidak sekolah. Dari pembicaraan singkat itu dia menawarkan bagaimana kalau aya tinggal di Panti Asuhan?

Jadi bapak trima saja.

Saya teima saja tinggal di panti asuhan. Saya berpikir waktu itu, yang penting saya bisa sekolah. Akhirnya orang ini memberi tau pada bapak yang mengajak saya supaya saya bisa tinggal di panti Asuhan.

Apa yang bapak dapatkan di panti asuhan.

Di Panti Asuhan saya bertemu keluarga baru lagi. Di panti itu lebih teratur. Bangun pagi, doa sama-sama. Pemahaman saya tidak terlalu dalam. Tapi saya tau siapa Tuhan dan sebagainya itu. Tapi saya tidak terlalu mengerti. Pokoknya ikut saja. Di panti inilah saya tau tentang doa, baca Alkitab, dan sebagainya. Saya dibimbing. Di panti inilah akhirnya saya juga dibaptis.

Berarti pertama kali bapak mengenal Yesus di panti asuhan?

Kalau dibilang mengenal, mendengar sudah pernah. Dulu saya sudah dengar Yesus begini-begini. Tapi ngga terlalu paham, karena namanya anak kecil.  Keluarga yang mengajak saya ke kota orang Kristen juga, saya diajak juga ke gereja. Tapi waktu itu saya hanya ikut saja.   Nah ketika di panti itulah saya dididik lebih dalam lagi. Pagi diajak doa, didampingi pengasuh,  diperkenalkan baca Alkitab, bahkan saya juga bisa melihat bagaimana orang sakit disembuhkan. Nah di sana saya bilang : ternyata Yesus itu bisa menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya. Nah itu lebih dalam lagi pemahamn saya  sampai memutuskan : kalau begitu saya mau jadi orang Kristen dan dibaptis. Akhirnya saya di baptis.

Umur berapa waktu itu pak

Itu kira-kira Kelas 2 SMP.

Berarti masih remaja sekitar 14 / 15 tahun, bapak langsung menerima Tuhan Yesus.

Iya karena saya melihat pimpinan panti asuhan itu juga sering mengajak pelayanan, berdoa setiap hari, saya kenal Tuhan di sana, di Panti Asuhan itu.

Apa yang bapak rasakan sebagai dampak positif dalam hidup bapak setelah mengenal Tuhan Yesus

Setelah kenal Tuhan Yesus akhirnya saya merasa tau, dan punya pegangan. Artinya karena di sana diajar hal-hal yang sangat mendasar, : siapakah Yesus itu, mengapa Dia mati bagi kita; akhirnya itu menjadi dasar, sampai sekarang. Di sana juga diajarkan bagaimana kita mempimpin, bagaimana mempimpin acara, itu semua dilatih.

Nah sekarang kalau bapak melihat masa lalu bapak, dalam perjalanan hidup yang panjang. Bagaimana penilaian bapak tentang masa lalu.

Sebenarnya apapun terjadi pada masa-masa lalu kita itu selalu ada ujungnya, Tuhan selalu pimpin kita ke rencana yang Dia rencanakan bagi kita.

Tuhan bisa menggunakan masa lalu (yang tidak menyenangkan sekalipun) menjadi jalan pembuka untuk kehidupan yang lebih baik.

(diambil dari program MyStory produksi YTWR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *