Menyembuhkan Luka Hati
Oleh: Pdt. Yohanes M. Madhu, S.Th.
Luka hati memiliki makna yang sama dengan sakit hati (KBBI). Sakit hati juga diidentikan dengan kecewa sebagai sebuah pengalaman yang berkaitan dengan emosi yang sangat sulit dilupakan. Luka hati atau sakit hati atau kecewa merupakan pengalaman emosional negatif sebagai bentuk ketidaknyamanan yang lahir dari reaksi atas perilaku atau kejadian yang di’anggap’ tidak adil, merendahkan, kehilangan, dan lain sebagainya.
Mengapa orang bisa mengalami luka hati
Luka hati atau sakit hati adalah reaksi negatif atas keadaan atau perlakukan yang dirasakan tidak adil. Luka hati terjadi bukanlah secara tiba tiba, melainkan sebagai sebuah proses dari pengalaman yang bersifat traumatis.
Pada umumnya, sakit hati disebabkan oleh beberapa hal seperti: penghianatan, bullying, ketidakadilan, kehilangan orang ataupun sesuatu yang dicintai
Cara mengatasi luka hati
Luka hati memiliki efek yang buruk bagi diri sendiri dan orang lain. Efek buruk bagi diri sendiri akan menyebabkan seseorang selalu merasa kecewa, menarik diri, memandang dunia luar sebagai sesuatu yang tidak bersahabat. Efek buruk bagi orang lain adalah adanya sensitivitas yang tinggi sehingga merusak relasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, maka luka hati harus diobati sebagai sebuah keputusan yang lahir diri sendiri.
Secara umum, luka hati dapat disembuhkan dengan cara:
- Mengakui bahwa saya sedang terluka
Mengakui diri sedang terluka adalah cara menerima sebuah realita bahwa saya sedang tidak baik baik saja. Seseorang dapat mengelabui orang lain dengan berpura pura senang, Bahagia walaupun sebenarnya sedang menderita. Mengakui diri sedang terluka adalah sebuah penyadaran akan diri bahwa sebenarnya saya sedang tidak dapat menerima perlakuan yang tidak adil, ucapan ucapan yang merendahkan, perlakukan yang mengabaian, dan lain sebagainya. Dengan mengakui bahwa saya sedang terluka, maka seseorang akan lebih terbuka akan realita diri, dan tidak sedang berjuang hidup dalam kepura-puraan.
- Fokus Pada masa depan
Bebeberapa orang menikmati penderitaan yang dialami dengan tujuan untuk mendapatkan belas kasihan. Biasanya akan selalu curhat kepada orang lain bahwa saya sedang diperlakukan tidak adil oleh orang lain atau pun sikap sikap lainnya untuk mendapatkan simpati. Cara ini tidak akan pernah menyembuhkan luka hati. Sebaliknya, seseorang orang memandang ke depan bahwa dirinya berharga, dirinya bisa maju, dan dapat menunjukan kepada dunia bahwa ia tidak seperti yang katakan oleh orang lain
- Melakukan kegiatan kegiatan yang positif
Orang yang menikmati rasa sakit hati cenderung mengurung diri dan hidup dalam bayang bayang kegelapan. Oleh karena itu, cara yang baik mengatasi rasa luka di hati adalah dengan cara memperbanyak melakukan kegiatan yang positif. Cara ini akan melatih seseorang untuk melihat dunia sebagai wadah meraih impian dan kesempatan untuk maju.
Firman Tuhan mengingatkan agar setiap orang percaya yang mengalami luka hati agar:
- Datang kepada Tuhan
“Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku” (Mazmur 50:15)
Ketika menjadi sakit hati, maka seseorang dapat menyampaikan semua perasaan kepada Tuhan, dan Tuhan berjanji akan meluputkan kita.
- Melepaskan Pengampunan
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian” (Kolose 3:13)
Memberi pengampunan membutuhkan keputusan yang besar, karena dengan memberikan pengampunan maka Tuhan sendiri akan menyembuhkan luka hati itu.
- Pegang Janji Tuhan
“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu” (Yesaya 43:3)
Memiliki cara pandang tentang diri sesuai denga napa yang Tuhan katakana, bahwa kita berharga di mata-Nya, bahwa kita mulia, dan bahwa Tuhan mengasihi kita. Memegang janji ini berarti kita setuju dengan cara Tuhan melihat kita bukan dengan cara orang melihat kita.
Dengan demikian, maka Luka hati sebagai pengalaman traumatis harus mendapat penangangan yang serius, dan luka hati harus disembuhkan. Peristiwa yang melukai hati harus diterima sebagai fakta dan harus bangkit dengan memberi pengampunan dengan tetap memandang kepada Tuhan sebagai sumber kesembuhan sejati.