MENJAGA HATI DAN PIKIRAN
Oleh: Pdt Yohanes Madhu, S.Th.
Hati dan pikiran adalah 2 hal yang membentuk kehidupan manusia. Kadang orang bingung membedakan antara hati dan pikiran. Hati dan pikiran sama sama merupakan hal yang tidak Nampak dalam diri manusia. Hati cenderung kepada perasaan manusia, sedangkan pikiran cenderung kepada hal hal yang logis. Ketika seseorang tidak mempergunakan hati, maka semua pertimbangan mempergunakan pikiran atau logika. Sedangkan saat orang tidak menggunakan pikiran, maka kecendrungan pada pertimbangan perasaan. Namun pada umumnya, tidak dapat dipisahkan antara hati dan pikiran karena keduanya menyatu dan secara bersama sama memberi pengaruh dalam kehidupan manusia.
Suatu saat, Ketika Tuhan Yesus berkunjung ke rumah Maria, karena Lazarus saudaranya meninggal, Yesus bertanya,”dimanakah dia kamu baringkan”? Jawab mereka, Tuhan marilah dan lihatlah”, maka menangislah Yesus.
Respons Yesus saat melihat bahwa Lazarus sudah mati dan melihat kuburannya, Yesus meresponsnya dengan hati. Hati selalu berkaitan dengan perasaan. Berbeda jika Yesus merespons dengan pikiran atau logika. Jika menggunakan Pikiran atau Logika, maka Yesus dapat mengajukan pertanyaan,”Siapa Lazarus? Dia bukan saudaraku, dia mati sudah wajar. Namun karena menggunakan hati, maka perasaan yang mendominasi yang menyebabkan Yesus menangis.
Peran hati dan Pikiran dalam kehidupan manusia sangatlah vital. Hati dan pikiran seperti 2 sisi mata uang. Manusia harus mampu memelihara dan menggunakannya secara proporsional. Manusia harus mampu mempergunakannya secara tepat dalam setiap keadaan yang berbeda beda. Misalnya, Ketika ada orang yang datang mengiba-iba minta bantuan, maka jika seseorang dominan mempergunakan hati, maka yang muncul adalah belas kasihan, dan tanpa berpikir langsung membantunya. Walaupun dalam berbagai pengalaman, banyak orang yang tertipu. Demikian juga sebaliknya, Ketika ada orang datang meminta bantuan, karena dominan menggunakan pikiran, maka semua hal dipertanyakan secara detil sampai pada keputusan dibantu atau tidak.
Kitab Suci memberikan catatan betapa pentingnya hati dan pikiran yang mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam Amsal 4:23,” Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” Kitab suci menjelaskan bahwa sangatlah penting untuk menjaga hati dengan segala kewaspadaan,karena dari hati akan terpancar kehidupan. Mengapa hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan? Karena hati memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Tatkala manusia tidak lagi memberikan ruang kepada hati, maka segala sesuatu dipandang dari sudut pandang logika. Manusia kehilangan suara hatinya yang mampu memberikan pertimbangan Ketika menghadapi berbagai masalah. Hati menjadi sumber bagi semua prilaku manusia, entahkah baik atau jahat. Dalam Kitab Lukas 6:45,” Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Yesus menjelaskan bahwa hati sebagai sebuah tempat yang mampu menampung segala hal, baik hal yang benar dan hal yang tidak benar/jahat. Itulah sebabnya, hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan agar jangan sampai hati berisikan hal yang jahat karena yang akan terpancar adalah segala kejahatan. Berkaitan denga napa yang dinyatakan oleh Yesus, Yakobus menjelaskan,” 3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama (Yakobus 3:9-11)
Bagaimana dengan pikiran? Ternyata pikiran juga menentukan arah hidup manusia. Bahkan Tuhan juga selalu memperhatikan apa yang kita pikirkan,” Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu” (Markus 2:8). Itulah sebabnya, Paulus memberikan nasehat,” Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (Pilipi 4:8).
Karena Hati dan pikiran menjadi sentral dalam hidup manusia, maka hati dan pikiran perlu dijaga dengan segala kewaspadaan. Kemampuan mengendalikan hati dan pikiran dengan tetap memiliki hati dan pikiran yang positif akan menjadikan seseorang pribadi yang produktif dan konstruktif.
Yuk selalu Jaga hati dan pikiran anda dengan cara: ” menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5)