Need For Achievement
Oleh Pdt. Yohanes Madhu, S.Th.
Mc.Clelland seorang psikolog Amerika Serikat yang mencetuskan teori kebutuhan dan menolak menggunakan tes IQ karena berpandangan bahwa setiap orang dilahirkan dengan potensi kesuksesan yang sama besar. Mc.Clelland membagi kebutuhan manusia menjadi 3 bagian yaitu: Kebutuhan berprestasi (Need for Achievement), Kebutuhan berkuasa (Need for power), dan kebutuhan berafiliasi (Need for affiliation).
Dalam Pastoral Corner edisi ini, akan difokuskan pada Need for Achievement (N-Ach). Mengapa kebutuhan untuk berprestasi penting bagi seorang pemimpin jemaat? Apakah N-Ach adalah persaiangan di antara para pemimpin jemaat? Walau pun dalam faktanya, walaupun tidak diungkapkan, para pemimpin jemaat secara tidak sadar sedang ‘berkompetisi’ dengan pemimpin jemaat yang lainnya. Kesuksesan dalam memimpin jemaat akan menjadi nilai tambah bagi seorang gembala sidang. Karena itu, memahami Need for Achievement sangatlah relevan bagi pengembangan seorang pemimpin jemaat.
McClelland menjelaskan bahwa N-Ach sebagai sebuah kesuksesan dalam setiap kompetisi dengan standar unggul, sekalipun dalam berbagai situasi dapat gagal, namun berkomitmen untuk focus pada tujuan. N-Ach dapat diartikan sebagai daya juang yang tinggi untuk mencapai tujuan. N-Ach adalah sikap yang berlawanan dengan mudah menyerah dan putus asa. Dorongan untuk berprestasi adalah motif yang positif untuk mengungkit daya juang seseorang. Orang yang memiliki N-Ach adalah orang yang berani untuk mengambil resiko dalam jalan jalan yang ia lewati.
Motif berprestasi seorang gembala jemaat diarahkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi jemaat yang dilayani. Dengan memiliki motif berprestasi, maka seorang gembala jemaat akan menata pelayanan berdasarkan kaidah kaidah manajemen yang baik. Misalnya,adanya system administrasi yang baik seperti pendataan jemaat secara lengkap, adanya system pengelolaan keuangan yang baik seperti adanya pencatatan baik pemasukan dan pengeluaran yang baik. Bahkan pengelolaan sumber daya manusia yang ada dalam gereja pun dilakukan dengan baik.
Motif berprestasi akan memberikan dampak yang baik bagi seorang gembala jemaat, bagi jemaat yang dilayani, dan bagi komunitas gereja atau sinode.
Jika memiliki motif berprestasi adalah hal yang menguntungkan, mengapa ada gembala jemaat yang mengabaikannya? Ada banyak faktor yang menyebabkan seorang gembala tidak memiliki motif berprestasi. Salah satunya karena berada dalam zona nyaman. Zona nyaman yang dimaksudkan adalah bahwa seorang gembala jemaat merasa bahwa dengan keadaan sekarang sudah dianggap nyaman, tidak ada konflik, semua berjalan seperti biasanya. Bahkan tidak ada keberatan dari pihak jemaat, sehingga pelayanan hanya sebuah rutinitas.
Motif berprestasi adalah kesuksesan dengan standar unggul melalui tugas tugas atau pekerjaan yang penuh dengan resiko. Dalam Kitab Suci, seorang tokoh yang Bernama Daud memberikan contoh N-Ach yang sangat baik. Dalam I Samuel 17:34-35, dicatat,” Tetapi Daud berkata kepada Saul: “Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya”
Daud menunjukan sebuah cara melaksanakan pekerjaan dengan N-Ach yang sangat baik. Tugas untuk menjaga domba dilakukan dengan standar unggul sekalipun penuh dengan resiko. Prestasi Daud dalam pekerjaan menjadi gembala domba yang bertanggungjawab ditunjukan dalam sebuah peperangan melawan goliath. Daud tidak takut, namun pengalamannya menghadapi resiko di padang saat mengembalakan domba menjadi modal besar menghadapi resiko yang lebih besar.
Need For Achievement bukanlah untuk berkompetisi secara tidak sehat. N-Ach bagi seorang gembala jemaat adalah wujud bakti dengan memberikan terbaik bagi jemaat yang dilayani. N-Ach mejadikan seorang gembala terus berpikir untuk mengembangkan pelayanan. N-Ach menjadikan seorang gembala sidang tidak puas dengan keadaan saat ini. N-Ach akan menjadikan seorang gembala sidang kreatif dan penuh inovasi dalam menata dan mengembangkan pelayanan yang sudah dipercayakan.
Need For Achievement adalah kebutuhan mendasar bagi seorang gembala jemaat jika ingin memberikan kontribusi terbaik bagi pelayanan. Karena itu, Need for Achievement mendorong seorang gembala jemaat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan dalam pemeliharaan dan pengembangan jemaat.
Need For Achievement adalah keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia, seperti kata kitab Suci,” Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23)